Di dalam tulisan ini, seseorang sedang mendoakanmu. Separuh rindu, sepertiga benci, seperlima cemas, dan sisanya cinta dengan ribuan amin

Kamis, 22 Mei 2014

Peduli

Aku menulis ini ketika keadaan hati ini mulai melunak, masalahnya tidak begitu rumit dan terlalu sederhana, selalu aku yang tersentak terlebih dahulu. Aku tak tahan dengan keadaan ini, dengan rasa sakit yang tidak kau pahami, dengan hasutan dan cemohan orang dan teriakan hati yang masih ragu akan kehadiranmu. Diamku bukan bukan karena aku marah, bukan karena aku benci.. bukan karena aku takut tapi aku ingin menenangkan diri sejenak.

Aku tak tahu apakah langkah untuk mencurigaimu adalah hal yang benar atau salah. Munkin aku merasa bodoh untukmu, kamu terlalu baik. Lihatlah dirimu, kamu cantik, punya segalanya, hampir semua mengenal kamu, banyak yang tertarik padamu. Sedangkan aku…siapa akuuu?aku terlalu kecil jika dibandingkan denganmu. Aku hanya seorang pria yang dengan candaan dan tingkah bodohnya yang kadang membuat orang tertawa dan jengkel melihatnya. Jika dibandingkan dengan yang lain, aku kalah tampan dengan pria-pria yang menggilaimu, aku juga tidak memiliki tubuh proporsional dengan yang lain. Aku tetap bukan siapa-siapa. Aku tak tahu apa maksudnya ini. Apa iya wanita seberlian kamu mau dengan pria tanah liat seperti aku?

Diantara semua lelahku itu, sebenarnya aku menyukai kehadiramu, ketika perkenalan kita di dunia maya mengajariku beberapa hal. Kamu yang begitu cantik hampir mengubah persepsiku, Kamu tidak menuntut segalanya. Aku takut kebersamaan yang telah nyaman ini, ternyata hanyalah drama yang kau buat sedemikian rupa, hanya kebohongan yang kau lontarkan. Aku tak tahu drama seperti apa yang kau mainkan, tapi yang jelas aku masih berada ditengah-tengah dalam keadaan mencintaimu tapi disisi lain sangat ragu padamu, dalam keadaan sangat mencurigaimu tapi masih sangat ingin percaya bahwa semua ini nyata.

Aku tak peduli dengan kedekatan kita yang semakin hari semakin tak jelas ini. Kedekatan yang kian hari tak kupahami. Aku tak tahu kesalahan ini dinamakan apa. Bertemu di dunia maya denganmu, bertemu denganmu, , mengetahui namamu , kemudian menatap matamu,,dan semua ketidaksengajaan itu begitu sederhana berlanjut hingga aku takut kehilangamu. Semua berawal dari hal sederhana, semua akan terus berlanjut dan terus berjalan tanpa tau akhir yang pasti.
Sekarang setelah sabar menunggu,prasangka itu pun terjadi, Seakan kita tak bergerak sama sekali, berjalan dan berpindah tapi seakan akan hanya berputar-putar di tempat yang sama, kita berjalan beriringan tapi tak pernah bertemu di ujung jalan ini.

Aku tak peduli dengan perubahan sikapmu. Kamu hilang disaat ku butuh, kamu hilang disaat aku memerlukan mu disampingku. Kamu yang menjawab chatt ku dengan jumlah karakter yang bisa dihitung dengan jari. Ku lihat social mediamu, tenyata kamu telah dekat dengan masa lalumu, terlalu akrab dengan masa lalu hingga terperosok kedalamnya. Amnesia pada kedekatan kita sepertinya akan lebih baik. Tanpa lambaian tangan, tanpa kejujuran mengenai perasaan. Perjuanganku terhenti. Sudah ada seseorang yang dulu menghiasi telah kembali, yang tampaknya jauh, jauh lebih baik dan sempurna dari pada aku. Tentu saja, jika dia tak sempurna kamu tak akan memilih si bodoh ini. Aku sudah terlalu jauh.Aku memang tidak peduli dengan perasaan, status, dan cemoohan mereka. Aku menutup telinga dan berusaha meyakinkan diri, karena aku menilai kamu dari hati bukan materi yang mereka bicarakan.

Semakin aku tidak peduli, namun semakin aku tidak peduli, semakin aku takut kehilangan kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar